sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Budidaya Rumput Laut Terus Digenjot, Diharapkan Hasilkan Pendapatan di Atas UMR

Economics editor Tangguh Yudha
20/08/2024 11:05 WIB
Wilayah NTT memiliki curah hujan yang tidak terlalu tinggi, menjadikan Sabu Raijua cocok untuk budidaya rumput laut.
Budidaya Rumput Laut Terus Digenjot, Diharapkan Hasilkan Pendapatan di Atas UMR (FOTO:MNC Media)
Budidaya Rumput Laut Terus Digenjot, Diharapkan Hasilkan Pendapatan di Atas UMR (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menggenjot produktivitas budidaya rumput laut di Nusa Tenggara Timur (NTT), salah satunya di Kabupaten Sabu Raijua. 

Ke depan, diharapkan para petani rumput laut bisa menghasilkan pendapatan di atas UMR.

Menurut Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP, Tb Haeru Rahayu, Kabupaten Sabu Raijua sendiri dikelilingi oleh lautan yang sehat. Di tambah lagi wilayah NTT memiliki curah hujan yang tidak terlalu tinggi, menjadikan Sabu Raijua cocok untuk budidaya rumput laut.

Luas lahan potensial di Sabu Raijua sendiri, menurut data Dinas Kelautan dan Perikanan mencapai 2,3 ribu Hektare dengan luas eksistingnya 311 Hektare atau pemanfaatannya sekitar 13,16 persen. Haeru pun mengklaim terus mengoptimalkan pemanfaatan potensi tersebut, salah satunya dengan penyediaan bibit.

"Strategi KKP dalam meningkatkan produksi budidaya rumput laut di Sabu Raijua salah satunya berupa penyediaan bibit rumput laut kultur jaringan (kuljar) jenis Eucheuma cottonii untuk peremajaan bibit yang sudah berumur lama untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan kuantitas bibit,” katanya.

Haera menambahkan, DJPB melalui Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok memberikan stimulan berupa bantuan bibit rumput laut kuljar varian cottonii kepada kelompok pembudidaya di wilayah Sabu Raijua.

Dukungan tersebut dalam rangka mempertahankan posisi NTT sebagai salah satu penghasil rumput laut terbesar nasional. Sekaligus mempertahankan posisi Indonesia di urutan pertama sebagai negara produsen terbesar rumput laut jenis cottonii.

Senada dengan Dirjen Tebe, Kepala BPBL Lombok, Wawan C. Ashuri menjelaskan budidaya rumput laut merupakan kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarat pesisir, dengan catatan menerapkan prinsip-prinsip cara budidaya sesuai standar.

Keunggulan bibit rumput laut kuljar dibandingkan dengan bibit rumput laut konvensional, lanjut Wawan diantaranya tumbuh lebih cepat, serta memiliki kandungan karagenan lebih tinggi. Bibit rumput laut kuljar dikembangkan dengan metode embriogenesis somatik.

“Harapannya penggunaan bibit rumput kuljar dapat memperbaiki kualitas dan kuantitas rumput laut pembudidaya di NTT, agar meningkatkan daya saing produknya, sehingga bisa terserap cepat di pasar," kata Wawan.

"Bantuan 1 ton bibit rumput laut kultur jaringan dari kami, dapat digunakan untuk 5 kali siklus tanam atau bisa dipakai hingga setahun. 1 ton bibit rumput laut bisa menghasilkan sekitar 20 ton rumput laut basah atau 2,5 ton rumput laut kering, apabila dibudidayakan sesuai dengan cara budidaya yang sesuai standar,” ujar.

Menyambung Wawan, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sabu Raijua, Rachel Billik Tallo menyampaikan kami sangat berterima kasih sekali kepada Menteri Kelautan dan Perikanan, Bapak Sakti Wahyu Trenggono, Sabu Raijua  diberikan bibit rumput laut kuljar dan excavator.

“Pembudidaya Sabu Raijua sangat senang sekali bisa mendapatkan bantuan bibit rumput laut kuljar dari BPBL Lombok. Pasalnya bibit rumput laut kuljar BPBL Lombok bisa memperbaiki kualitas bibit rumput laut kami dan hasilnya bagus,” kata Rachel.

Bibit rumput laut kuljar, ungkap Rachel bisa meningkatkan kualitas rumput laut Sabu Raijua. Tentunya produksinya menjadi lebih bagus dan pendapatan masyarakat pembudidaya pun ikut meningkat.

Geliat budidaya rumput laut sangat terlihat jelas di Sabu Raijua dengan jumlah pembudidaya mencapai 4,4 ribu orang. Bahkan pendapatan per bulan masyarakat pembudidaya rumput laut di Sabu Raijua bisa melewati UMR.

(Kunthi Fahmar Sandy)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement