“Yang saya ingat NTM yang dimiliki Indonesia sekitar 225, sementara NTM yang dimiliki oleh Amerika sekitar 5 ribuan. Jadi negara yang sebetulnya paham ekonominya saja dalam tanda petik liberal, melakukan upaya-upaya perlindungan, kenapa kita tidak?,” katanya.
Selain memperkuat pasar domestik, lanjut Agus, pentingnya menjaga dan memperluas pasar ekspor, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
“Dari total output industri, sekitar 20 persen merupakan ekspor, dan nilainya sangat besar. Karena itu, diversifikasi pasar ekspor menjadi sangat penting agar tidak bergantung pada pasar tradisional,” paparnya.
Lebih lanjut, Menperin menyebut pihaknya terus berupaya untuk membuka peluang ekspor baru. Contohnya saja melalui kunjungan kerja ke sejumlah negara seperti Jepang dan China dalam perluasan ekspor produk otomotif Indonesia.
“Salah satu misi utama kami adalah memperjuangkan perluasan pasar ekspor bagi industri otomotif Indonesia. Alhamdulillah, dari statistik terlihat peningkatan yang signifikan terhadap ekspor produk otomotif Indonesia, terutama ke negara-negara yang menjadi basis produksi besar seperti Jepang,” ungkapnya.