“Perilaku penggunanya adalah pengguna awal yang ingin tahu dan merasakan teknologi kendaraan listrik, baik mobil maupun motor. Kalau kita belajar dari negara yang sudah memulai lebih dulu, pasar kendaraan listrik masih didorong oleh pemerintah bukan kebutuhan konsumen,” ujar Agus.
Kendati begitu, Agus mengungkapkan di negara lain, kesadaran akan lingkungan sudah cukup tinggi. Tak seperti di Indonesia yang masih jauh dari hal tersebut dan memerlukan edukasi lebih masif lagi untuk menyadarkan masyarakat.
“Masalah emisi nomor satu, tapi kalau di Indonesia pemahaman soal itu masih jauh. Kalau di luar negeri yang menggunakan kendaraan listrik memang negara-negara yang menghadapi masalah emisi atau lingkungan, seperti di Eropa, China, Amerika,” ucapnya.
Agus menuturkan di Indonesia sangat jarang masyarakat yang sudah memikirkan tentang kebersihan lingkungan. Menurutnya, perilaku pengguna kendaraan di Tanah Air masih tentang kepraktisan dan efisien, bukan memikirkan emisi yang dihasilkan.
“Menurut saya, mereka yang beli mobil listrik karena peduli lingkungan masih jauh lebih sedikit daripada pengen gaya dan pengen punya status yang beda. Jadi mereka yang beli mobil listrik karena sadar lingkungan masih sedikit lah, harus diakui,” ungkapnya.