Program yang juga dilakukan dengan melibatkan Dinas Perikanan setempat ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing komoditi udang di pasar internasional dan juga untuk menciptakan kawasan pengelolaan budidaya udang secara berkelanjutan serta penguatan sertifikasi atau praktik manajemen budidaya yang lebih baik.
“Program yang terangkum dalam program besar bernama Aquaculture Improvement Program (AIP) ini menyentuh ke hal-hal teknis seperti monitoring kualitas air di perairan pesisir hingga proses budidaya udang yang baik sesuai standar internasional. Semakin banyak penerima manfaat dari program ini, maka industri pengolahan hasil laut Indonesia diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri hinggal level global,” tambah Diana.
Hasil laut merupakan salah satu potensi sumber daya alam laut yang besar serta memiliki dampak turunan yang besar pula. Merujuk pada data Kementerian Kelautan dan Perikanan, ekspor perikanan Indonesia pada Januari-Juni 2023 tercatat sekitar 2,8 miliar dolar AS. Berbasis nilai ekspor, komoditas yang paling banyak diekspor setelah udang adalah ikan tuna dan rajungan.
“Kami berharap yang kami upayakan dapat berkontribusi secara positif kepada perekonomian Indonesia melalui kinerja ekspor impor, serta kepada kesejahteraan masyarakat yang terlibat dalam setiap lini industri pengolahan hasil laut di Indonesia. Ini yang menjadi penyemangat kami untuk terus menitikberatkan investasi kami pada sisi manusia sebagai pelaku di industri ini,” tutup Diana.
(SAN)