Secara umum, ketiga negara Eropa itu tidak ingin agar larangan impor migas Rusia dicabut dalam jangka dekat, dan mendukung ketika Uni Eropa telah menemukan sumber energi alternatif penggantinya.
Rusia, yang memasok 7 juta - 8 juta barel per hari minyak mentah dan bahan bakar ke pasar global, telah menjadi sasaran sanksi Barat sejak melakukan agresi militer ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Analis geopolitik Morning Consult, Jason McMann, menyebut rencana embargo AS ini patut diperhatikan. Menurut Jason, krisis energi bakal semakin membesar jika Eropa mengikuti langkah AS.
"Mengingat ketergantungan Eropa yang relatif tinggi pada pasokan energi dari Rusia, langkah seperti itu, jika terwujud, akan memiliki konsekuensi ekonomi dan geopolitik yang besar," katanya.
Menyikapi ketidakjelasan isu yang berkembang saat ini atas upaya embargo impor migas, UBS Global Wealth Management merekomendasikan sikap netral terhadap bursa pasar modal.