Memang, ada risiko yang akan terasa bagi industri penerbangan akibat penutupan tersebut. Namun, untuk jangka panjang, pemulihan industri penerbangan akan bisa dilakukan dengan cepat.
Singapura sebagai contohnya yang sudah merasakan dampak dari pandemi. Namun menurut Ziva, proses pemulihan industri penerbangan di Singapura akan jauh lebih cepat dibandingkan dengan Indonesia menyusul langkah lockdown atau penguncian yang diambil pemerintah setempat.
“Singapura adalah salah satu yang menyadari kerugian tersebut dan mereka mengalami rugi besar besaran tapi mereka ada harapan duluan untuk menuju ke pemulihan. Saya lihat Indonesia bisa mundur satu tahun dari negara lain-lain,” jelasnya.
Menurut Ziva, jika pelaku industri penerbangan berusaha untuk menutup kerugian akan sangat percuma. Karena jika pandemi belum berakhir, maka kerugian masih akan tetap datang kepada industri penerbangan.
“Kalau misalnya dibilang kita sudah mulai menikmati seberapa besar keuntungan yang kita dapat dan risiko penyebaran,” ucapnya. (TYO)