Pinjaman yang diberikan China kepada negara-negara berkembang pada periode 2013-2021 jauh melampaui Amerika Serikat (AS). Pada periode yang sama, AS hanya mengucurkan pinjaman sebanyak USD76 miliar.
"Ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur yang signifikan di negara penerima," kata Kantor Akuntabilitas Negara.
Seorang eks pejabat pemerintah Kenya uang dikutip dalam laporan tersebut mengatakan bahwa negaranya lebih suka mendapatkan pembiayaan dari AD. Namun, ia mengklaim bahwa pembiayaan atau bantuan dari AS terbatas, sulit diakses, dan lambat diberikan.
Laporan Kantor Akuntabilitas Negara juga mendokumentasikan sisi buruk Inisiatif Sabuk dan Jalan, termasuk pencemaran lingkungan dan pelanggaran hak tanah masyarakat adat. (Wahyu Dwi Anggoro)