NBS mengatakan meskipun cuaca buruk menjadi penyebab utama terpukulnya pertumbuhan pada kuartal II, perekonomian menghadapi peningkatan ketidakpastian eksternal dan kesulitan dalam negeri pada paruh kedua.
Produksi industri negara itu berada di 5,3 persen (yoy) dibanding estimasi sebesar 5 persen dan 5,6 persen di bulan Mei 2024.
Data ekspor China pada Juni naik 8,6 persen yoy, sementara impor menyusut 2,3 persen, menunjukkan bahwa produsen melakukan pemesanan lebih awal untuk mendahului tarif dari mitra dagang.
Perlambatan pertumbuhan yang lebih tajam dari perkiraan pada kuartal II 2024, mendorong Goldman Sachs menurunkan perkiraan pertumbuhan China menjadi 4,9 persen dari 5,0 persen pada tahun ini.
(DKH)