Dengan mengutamakan BUMN untuk mencapai swasembada, pemerintah mendorong realokasi pendanaan dan sumber daya dari sektor produktif ke sektor yang kurang produktif dan mahal atau mungkin kurang relevan.
“Perdagangan terbuka dapat menjadi solusi. Perdagangan terbuka tidak hanya akan membuat harga pangan lebih terjangkau, tetapi juga akan memperbaiki dampak negatif dari kebijakan di masa lalu di sektor ini. Hal ini akan membuat petani dan investor bisa mengalokasikan sumber dayanya sejalan dengan tujuan keuntungan dan peningkatan produktivitas mereka,” jelas Donny.
Lebih lanjut, Donny menerangkan, swasembada pangan sudah sejak lama digaungkan sebagai tolok ukur kesuksesan sektor pertanian. Padahal harga yang harus dibayar untuk itu adalah harga pangan domestik yang lebih tinggi, diversifikasi konsumsi pangan yang minim dan alokasi sumber daya yang tidak tepat.
Untuk meningkatkan kepercayaan investor lebih lanjut, menurutnya reformasi kebijakan juga perlu terus dilakukan terhadap regulasi Indonesia, yang kerap dianggap rumit dan berubah-ubah.
(NDA)