Menjawab pertanyaan tersebut, Musk menyebut bahwa selama ini Indonesia pada dasarnya sudah berkontribusi dengan baik melalui produksi baterai listrik yang dibutuhkan oleh ekosistem kendaraan listrik dunia. Musk mengklaim bahwa kontribusi itu bahkan sangat bermanfaat bagi upaya pengembangan kendaraan secara jangka panjang.
"Lithium hanya mengambil porsi sedikit dari berat baterai, sementara nikel mengambil porsi yang jauh lebih besar. Ini juga akan bermanfaat bagi pesawat. Kombinasi dari pertambangan berkelanjutan dan energi terbarukan, serta edukasinya, akan membuat kontribusi yang hebat dari Indonesia," ujar Musk.
Tak hanya itu, Anindya juga turut menanyakan rencana Tesla ke depan untuk memproduksi kendaraan listrik dengan harga yang lebih terjangkau, namun tetap dengan kualitas yang baik. Anindya menilai bahwa keberadaan produk kendaraan listrik low price and good quality itu cukup dibutuhkan bagi negara-negara berkembang di G20, seperti India dan juga Afrika Selatan.
Terkait pertanyaan itu, Musk pun menyampaikan jawaban diplomatisnya.
"Saya tidak bisa berbicara banyak soal rencana pengembangan produk Tesla di masa depan. Tapi kami bisa katakan bahwa pengembangan produk kendaraan yang terjangkau itu memang benar-benar masuk akal," tegas Musk. (TSA)