Dia mengatakan, pasar obligasi Indonesia di September dan Oktober masih outflow Rp29,25 triliun (ytd) dan Rp11,72 triliun month-to-date(mtd). Namun, portofolio investor global masih overweight terhadap obligasi Indonesia.
"Perbankan dan BI mendominasi kepemilikan SBN, sementara porsi kepemilikan asing menurun dari 38,57% sejak akhir 2019 menjadi 14,09% per 18 Oktober," ungkap Sri.
Sri melanjutkan, pengetatan kebijakan moneter global mempengaruhi pasar SBN domestik, namun kinerjanya cukup resilien. Porsi yield Indonesia masih cenderung moderat. Kenaikan yield SUN IDR 17,0% (ytd), lebih baik dari LCY Malaysia, Meksiko, Filipina, dan Amerika Serikat (AS). Dampak FOMC Meeting relatif kecil terhadap yield SBN, naik 3,6%.
"Spread yield SBN Indonesia LCY terhadap UST menunjukkan tren menurun, didukung terjaganya kondisi pasar keuangan domestik," pungkas Sri.
(DES)