IDXChannel - Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Melati Sarnita, mengatakan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara telah menyampaikan Letter of Intent (LoI) untuk berinvestasi di dua proyek smelter perseroan.
Melati menjelaskan, kedua proyek smelter yang akan menerima suntikan dana dari Danantara adalah proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Phase 1 dan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Phase 2.
"Untuk SGAR 1 sendiri, pemegang sahamnya adalah PT Inalum 60 persen dan PT Antam 40 persen. Nanti rencananya kita akan berdiskusi lebih lanjut dengan Danantara. Mereka akan masuk ke SGAR 1 dan SGAR 2 untuk investasi di alumina. Jadi, LoI dari Danantara sudah kami terima dan saat ini sedang dalam proses due diligence," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (20/11/2025).
Ia menjelaskan, partisipasi Danantara berupa pendanaan mencapai 15 persen dari total nilai investasi sebesar USD3,2 miliar atau sekitar USD480 juta setara Rp8,03 triliun.
"(Porsi Danantara) Up to 15 persen dari USD3,2 miliar (nilai proyek yang ditawarkan ke Danantara)," kata Melati saat ditemui usai Rapat di Kompleks DPR RI.
Pada kesempatan itu, Melati juga memaparkan perkembangan proyek SGAR Phase 1 yang memiliki kapasitas 1 juta ton alumina. Progres pembangunan telah mencapai 98,56 persen, dengan komposisi pemegang saham PT Inalum (60 persen) dan PT Antam (40 persen).
Adapun proyek yang dijalankan PT BAI ini ditargetkan Commercial Operation Date (COD) pada 2025, dan telah melakukan trial shipment pertama sebanyak 21.000 MT alumina pada 21 April 2025 serta enam kali pengiriman alumina ke Inalum.
Sementara itu, untuk SGAR Phase 2, kapasitas yang disiapkan mencapai 1–2 juta ton alumina. Proyek ini juga dijalankan oleh PT BAI dengan target COD pada 2028.
Selain proyek alumina, Inalum juga merencanakan pembangunan New Aluminium Smelter dengan kapasitas 600.000 ton aluminium per tahun. Saat ini, pemegang saham sepenuhnya adalah PT Inalum, namun terbuka untuk masuknya mitra strategis. Proyek tersebut ditargetkan beroperasi secara komersial pada 2029.
Lebih jauh, Melati menjelaskan bahwa total kebutuhan investasi untuk keseluruhan proyek hilirisasi bauksit yang dirancang Inalum mencapai USD3,2 miliar, terdiri atas pengembangan SGAR Phase 2 dan pembangunan New Aluminium Smelter.
(kunthi fahmar sandy)