“Pemiliknya kan bukan government, pemiliknya BUMN-nya, dia wajib top up. Kalau top up setahun langsung bersih, kalau nyicil 2-3 tahun selesai,” paparnya.
Erick juga menegaskan keamanan dapen diperlukan baik dari sisi kebijakan, pengelolaan, hingga investasi. Manajemen keuangan dapen BUMN pun harus diisi oleh orang-orang yang memahami mengenai keuangan, bukan para pensiunan.
“Mereka pensiunan sebagai perwakilan mengawasi boleh, tapi kalau tidak expert-nya jangan, apalagi nanti yang marketing datang yang agak-agak beautiful, dirayu-rayu pensiunan, wah Rp5 miliar deh saya taruh, itu yang terjadi kan, nah ini yang kita jaga karena mereka jangan sampai udah nabung kecil, di hari tuanya begitu perlu, uangnya hilang begitu,” jelas Erick.
(FRI)