IDXChannel - Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 sejauh ini dinilai menjadi tantangan serius. Hal tersebut tercermin dari defisit APBN, di mana per akhir Maret tercatat sebesar Rp104,2 triliun atau sekitar 0,43 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Angka itu setara dengan 16,9 persen dari target defisit anggaran pendapatan dan belanja negara pada 2025 yang senilai Rp616,2 triliun atau setara 2,53 persen dari PDB.
Adapun defisit berasal dari pendapatan negara sebesar Rp516,1 triliun atau setara 17,2 persen dari target Rp3.005,1 triliun serta belanja negara sebesar Rp620,3 triliun atau setara 17,1 persen dari target Rp3.621,3 triliun.
"Kinerja kita di tahun ini memang cenderung akan lebih berat kondisi APBN kita. Jadi fiscal space kita makin lama makin terbatas. Karena sebelumnya kalau kita lihat di bulan yang sama tahun sebelumnya itu selalu surplus," kata Guru Besar Ilmu Ekonomi Moneter Universitas Indonesia (UI) Telisa Aulia Falianty saat dihubungi, Jumat (11/4/2025).
Telisa mengatakan, pada 2023 APBN surplus 0,61 persen dari PDB. Pada 2024, tercatat surplus sebesar 0,04 persen dari PDB.
"Tahun ini defisit. Artinya yang biasanya Maret itu kita masih surplus, sekarang sudah defisit. Makin ke sini tuh kemungkinannya makin defisit ya," kata dia.