Kehadiran teknologi, lanjut dia, mengubah banyak hal, termasuk struktur orang terkaya atau perusahaan terbesar di dunia.
Erick mencontohkan, tujuh dari sepuluh perusahaan terbesar di Amerika Serikat (AS) kini datang dari perusahaan teknologi berdasarkan market cap seperti Apple, Microsoft, Google, Amazon, hingga Facebook. Hal ini berbeda dengan beberapa tahun silam yang mana didominasi perusahaan yang bergerak di industri minyak dan energi.
Disrupsi digital pun, kata dia, menjadi kesempatan bagi para generasi muda untuk tampil sebagai pengusaha-pengusaha kaya baru di Indonesia. Erick mengaku senang dengan antusias generasi muda Indonesia yang bercita-cita menjadi pengusaha.
"Kalau lihat data, jumlah wirausaha Indonesia hanya 3,5 persen dan jauh dibandingkan negara-negara maju yang sebesar 10 persen sampai 14 persen," ungkapnya.
Generasi muda pun diminta menyiapkan diri dan mengasah kemampuan di sektor digital. Mengingat Indonesia memerlukan 17,5 juta tenaga kerja yang melek teknologi pada 2034.