Dalam laporan tersebut, GMV Indonesia diprediksi hanya akan tumbuh sebesar 130 miliar dolar AS. Padahal dalam laporan setahun sebelumnya, GMV Indonesia sempat diprediksi bakal meningkat menjadi 146 miliar dolar AS pada 2025 mendatang.
"Walaupun ekonominya tetap diprediksi tumbuh, tapi kita harus waspada dengan penurunan tersebut," ujar Tauhid.
Menurut Tauhid, faktor pertama yang menyebabkan penurunan angka tersebut adalah dampak ekonomi yang diberikan oleh pandemi. Tauhid melihat adanya stagnasi atau kejenuhan dari sistem penjualan online karena sebagian besar ekonomi masyarakat belum pulih.
Sementara faktor kedua adalah persaingan yang ketat dan gugurnya startup. Tauhid menilai banyaknya pelaku ekonomi digital memang memudahkan dan memberikan pilihan yang beragam bagi masyarakat.
Namun, mekanisme pasar akan bekerja untuk melakukan seleksi terhadap perusahaan tersebut.