sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dirut Bulog Beberkan Alasan Tak Lanjutkan Sisa Impor Jagung

Economics editor Suparjo Ramalan
19/03/2024 07:54 WIB
Bulog tak melanjutkan sisa impor jagung pada 2024 ini. Salah satu alasannya karena permintaan langsung dari pemerintah.
Bulog tak melanjutkan sisa impor jagung pada 2024 ini. Salah satu alasannya karena permintaan langsung dari pemerintah. (MNC Media)
Bulog tak melanjutkan sisa impor jagung pada 2024 ini. Salah satu alasannya karena permintaan langsung dari pemerintah. (MNC Media)

IDXChannel - Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan tak melanjutkan sisa impor jagung pada 2024 ini. Salah satu alasannya karena permintaan langsung dari pemerintah.

"Sekarang pemerintah menghentikan ya kita berhenti (impor)," kata Bayu, Selasa (19/3/2024).

Kementerian Pertanian (Kementan) melarang adanya impor jagung, kebijakan ini mulai diterapkan pekan ini.

Sebagai gantinya, Bulog diminta menyerap 500.000 ton jagung di dalam negeri, sejalan dengan proyeksi panen raya yang baik. 

Dia menambahkan, Bulog memang mengantongi izin untuk melaksanakan impor jagung selama satu tahun. Ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan para peternak.

"Sepanjang Januari-Februari 2024 kami telah mendatangkan jagung dari negara mitra," kata dia.

Kendati tidak menyebut berapa jumlah yang sudah didatangkan, menurutnya komoditas tersebut sudah disalurkan ke peternak di beberapa daerah.

“Pelarangan impor untuk jagung baru keluar minggu ini, keluar sekarang, jadi yang kemarin Januari-Februari sudah ada beberapa shipment jagung dan itu atas permintaan pemerintah dan masyarakat karena harga jagung terlalu mahal di Januari-Februari,” katanya. 

“Seluruh peternak menjerit karena pakannya terlalu mahal, jadi yang diimpor oleh Bulog adalah jagung yang dipakai untuk membantu peternak kecil, layer, dan juga peternak pabrik pakan, ternak untuk broiler,” lanjutnya.

Menurutnya, larangan impor saat ini masuk akal lantaran panen jagung di Tanah Air diprakirakan mencukupi kebutuhan nasional. Namun, impor bisa kembali dilakukan bila Indonesia dihadapkan dengan musim paceklik. 

“Jadi kita tunggu musim panen sekarang, nanti kalau musim paceklik lagi jangan-jangan para peternak kita membutuhkan jagung lagi, jadi pada waktu itu kita adakan lagi (impor),” tutup Bayu.

(NIY)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement