Pemerintah memang terus berusaha meningkatkan produksi migas demi memenuhi kebutuhan domestik. Di sisi lain, upaya untuk mengurangi emisi menuju NZE pada 2060 juga terus dilakukan.
Untuk mencapai keseimbangan kedua hal tersebut, pemanfaatan teknologi pengurangan emisi seperti CCS/CCUS bisa menjadi solusi, mengingat CCUS mampu meningkatkan produksi migas melalui CO2-EOR atau EGR sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) secara signifikan.
Nicke menegaskan, bagi Indonesia, transisi energi bukan sekadar menurunkan karbon emisi semata. Tetapi bagaimana Indonesia bisa mandiri secara energi.
"Makanya kenapa strategi kami yang kedua adalah mengoptimalisasi pemanfaatan sumber daya alam yang didirikan di Indonesia," tutur Nicke.
"Kalau tidak begitu, kita hilangkan ini semua secara fosil energi, secara skala itu agak susah kita mencari penggantinya. Karena tadi dari segi listrik juga kebutuhannya besar, dari sisi BBM juga sama," lanjut dia.
(YNA)