IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencanangkan target investasi ke Indonesia sebesar Rp900 triliun, lebih besar dari target Bappenas yang hanya Rp858,5 triliun. Mendengar itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, langsung merinding.
Bahlil mengatakan, pandemi Covid-19 ini benar-benar membuat tidak pernah ada satu orang pun yang mengira atau menganalisa bahwa dampaknya akan luar biasa. Diketahui, pertumbuhan ekonomi global belum sampai pada satu titik positif termasuk Indonesia.
“Dalam beberapa perkembangan proyeksi untuk pertumbuhan ekonomi nasional kita 2021 itu sekitar 4,5-5,3% bahkan di 2022 itu 5,4-60. Dalam konteks itu ini butuh sinergitas yang besar dalam rangka meyakinkan para pelaku usaha,” kata Bahlil dalam Rapat Kerja dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) hari ini (4/3) secara virtual di Jakarta.
Bahlil menyampaikan, target investasi Indonesia di tahun 2020 sebesar Rp817,2 triliun dan sudah terealisasi Rp826,3 triliun. Di mana pencapaian Jawa dan Luar Jawa ini sudah mulai berimbang.
“Luar Jawa itu sekitar 417,5 triliun atau sekitar 50,5%, kemudian Jawa sekitar Rp408,8 triliun atau sekitar 49,5%. Harus diakui bahwa lima tahun kemarin pemerintahan Jokowi-JK dalam membangun infrastruktur sekarang sudah mulai terasa. Bahwa infrastruktur itu adalah instrumen dalam rangka pertumbuhan ekonomi kawasan baru yang kemudian mendorong investasi masuk,” ucap dia.
Di sisi lain, diketahui saat ini Indonesia menjadi salah satu negara eskportir untuk stainless steel dan baja dan paling banyak dilakukan atas dasar hasil transformasi ekonomi dari hilirisasi. Daerah-daerah Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Morowali, dan Weda Bay itu penghasil yang cukup signifikan.
Sementara itu, BKPM mempunyai target total investasi yang ditargetkan dari tahun 2020–2024 itu kurang lebih sebesar Rp4.983,2 triliun.
“Contoh aja di 2021 oleh Bappenas memberikan target Rp858,5 triliun tapi oleh Bapak Presiden meminta harus Rp900 triliun, nah ini ngeri-ngeri sedap ini. Jadi, kalau bisa bahan bakunya bisa cepat jangan mandeg-mandeg. Karena tidak mungkin bahan baku industri bisa jalan kalau bahan baku ditahan-tahan” ujar Bahlil. (TYO)