Adapun bangunan pengarah Bendungan Rukoh dibangun sejak akhir 2018 dengan biaya APBN sebesar Rp1,5 triliun. Pelaksanaan pembangunan dilakukan secara bertahap melalui dua paket dengan masing-masing kontraktor, PT Nindya Karya (Persero) untuk paket 1. Sedangkan paket 2 oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk, KSO PT Adhi Karya (Persero) dan PT Andesmont Sakti.
Kepala Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I, Djaya Sukarno mengatakan, Bendungan Rukoh berada di aliran Sungai Krueng Rukoh disupla dari bendung pengarah dari Sungai Kreung Inong ini memiliki luas area genangan mencapai 716,10 hektar dan disiapkan untuk menampung air hingga 128,66 juta meter kubik.
"Bendungan ini akan mengairi lahan persawahan Daerah Irigasi Baro Raya seluas 11.950 Ha, khususnya di Kecamatan Keumala dan Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie," katanya.
Selain sebagai sumber irigasi kata Djaya Sukarno, bendungan tipe zonal dengan inti tanah kedap air tersebut, diharapkan dapat memiliki manfaat untuk pemenuhan kebutuhan air bersih dan penyediaan air baku sebesar 0,90 m3/detik bagi 22.848 jiwa di wilayah Kecamatan Titue dan kecamatan lannya di Kabupaten Pidie.
Kehadiran bendungan juga berpotensi menjadi sumber pembangkit listrik sebesar (PLTA) sebesar 1,22 MW, serta mengatasi permasalahan banjir di Kabupaten Pidie untuk periode ulang 50 tahunan, dan sebagai destinasi wisata. (TIA)