"Kami menyadari bahwa pengembangan bioavtur merupakan isu strategis. Terlihat dari meningkatnya kolaborasi antar berbagai organisasi dan industri penerbangan," ucapnya.
Lebih lanjut Mauludin menuturkan bahwa Ditjen Hubud akan terus memberikan dukungan untuk pengembangan bioavtur ini dan merasa bangga dengan progress yang telah dicapai.
"Pekerjaan rumh kita masih cukup banyak dalam mewujudkan produksi massal dan implementasi Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Indonesia, namun demikian kami percaya, dengan upaya yang serius, Indonesia akan mampu berkontribusi menjadi penyumbang pasokan SAF dunia dalam rangka penurunan emisi karbon dari aktifitas penerbangan," tegasnya.
Adapun pihak-pihak yang berkolaborasi dalam kegiatan ini diantaranya Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), PT. Pertamina, PT. Garuda Indonesia, GMF, BPDPKS, ITB dan pihak lainnya.
(SLF)