Inflasi pangan bergejolak sedikit meningkat menjadi 5,71% (yoy) didorong oleh harga pangan yang cenderung volatile sebagai dampak faktor musiman dan gangguan cuaca.
“Untuk menjamin ketersediaan pangan dan menjaga stabilitas harga pangan di masyarakat, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya melalui percepatan impor, antisipasi lonjakan harga akibat risiko gangguan cuaca, serta persiapan menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri yang sudah dilakukan dari sejak awal tahun,” terang Febrio.
Untuk kelompok administered price, inflasi tercatat 12,28% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan Desember 2022 (13,34%). Hal ini didorong oleh menurunnya tarif angkutan udara dan bensin.
Sementara harga rokok dan tarif air PAM mengalami kenaikan yang dipengaruhi oleh kenaikan tarif cukai dan peningkatan pelayanan air bersih kepada masyarakat.
Ke depan, Pemerintah akan terus berupaya menjaga inflasi mengingat pengendalian inflasi merupakan salah satu isu utama yang menjadi perhatian Presiden dan telah disampaikan dalam acara Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) 2023 pada 17 Januari 2023 lalu.