"Defisit pada 2025 di angka 2,45-2,82% dari GDP, di mana keseimbangan primer mengalami defisit 0,3-0,61% dari DGP," kata Sri Mulyani.
Sebelumnya, dalam rancangan APBN 2025 pemerintah mematok defisit pada APBN berkisar antara 2,45-2,82% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Adapun rasio utang dijaga pada 37,98% hingga 38,71%.
Dalam rapat di Badan Anggaran DPR RI kemarin, Fraksi PDI Perjuangan dan PKS turut menyoroti besarnya defisit ini.
Anggota Banggar dari PDI Perjuangan Dolfie OFP mengungkapkan anggaran belanja APBN yang akan dilaksanakan di tahun pertama Prabowo Subianto ini adalah sebesar Rp3.500 triliun. Sementara, defisit APBN dianggap terlalu tinggi karena mencapai Rp600 triliun.
(SAN)