IDXChannel - Dengan segala perkembangan teknologi yang terjadi, gelombang digitalisasi tak bisa dielakkan lagi. Percepatan ketersediaan infrastruktur menjadi penting agar proses transformasi digitalisasi lebih lancar dan maksimal.
"Untuk menuju kedaulatan digital Indonesia, kami mendukung penuh pemenuhan berbagai infrastruktur digitalisasi, termasuk seperti pusat data (data center) dan komputasi awan (cloud)," ujar Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, di Surakarta, Selasa (29/3).
Menurut Ririek, dorongan terhadap digitalisasi ini semakin cepat terjadi seiring dengan adanya pandemi COVID-19, yang menjadikan masyarakat semakin familiar dengan bekerja dari jarak jauh (remote), sekolah daring, bahkan mengakses hiburan hingga berbelanja juga secara digital. Ririek meyakini bahwa meski nantinya pandemi berakhir, kebiasaan ini bakal tetap terbawa menjadi kenormalan baru (new normal) di masyarakat.
“Digitalisasi Indonesia dapat mendorong peningkatan produktivitas nasional hingga 120 miliar dolar AS pada 2025. Banyak manfaat yang dibawa ke berbagai sektor, seperti membuka lebih banyak peluang kerja, menciptakan efisiensi dan layanan yang lebih baik, serta meningkatkan akses masyarakat untuk mendapat layanan terbaik,” tutur Ririek.
Sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, Telkom disebut Ririek merasakan betul manfaat dari transformasi digital yang membuatnya tetap berhasil mencatatkan kinerja positif di tengah tekanan pandemi COVID-19.
Untuk memperbesar dampak positif digitalisasi bagi masyarakat, Telkom turut membantu akselerasi pembangunan berbagai infrastruktur yang dibutuhkan di lingkup nasional dan daerah. Salah satunya, Telkom terlibat dalam pembangunan data center dan komputasi awan yang masuk dalam 10 agenda prioritas nasional untuk mewujudkan kedaulatan digital Indonesia.
“Apa pun industrinya, teknologi cloud akan bertindak sebagai pendukung penting dengan menyediakan sarana bagi bisnis untuk berinovasi dengan teknologi baru. Cloud membuat bisnis fleksibel dan aman. Infrastruktur ini juga mendukung otomatisasi industri dan menghubungkan data dari mesin, manusia, dan benda melalui big data, simulasi, serta manufaktur aditif,” ungkap Ririek.
Kebutuhan data center di dunia terutama kawasan Asia Tenggara, diperkirakan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Bahkan diperkirakan, dibandingkan tahun 2020, pasar data center akan tumbuh dua hingga tiga kali lipat pada tahun 2025.
Peningkatan pangsa pasar data center harus diimbangi dengan keberadaan infrastruktur yang memadai. Karena itu, Telkom sudah dan akan terus membangun serta meningkatkan kapasitas data center yang dikelola. Telkom kini memiliki serta mengelola 27 data center baik dalam maupun luar negeri. Telkom juga sedang membangun sebuah Hyperscale Data Center (HDC) berkapasitas total 75 MW dan mampu menampung 10 ribu rak, di mana tahap pertama dengan kapasitas 22 MW ditargetkan mulai beroperasi pada kuartal II/2022.
"Kami berharap langkah ini dapat mendukung cita-cita Indonesia yang berdaulat dalam dunia digital bisa segera tercipta, dan membawa kemaslahatan bagi seluruh lapisan masyarakat," tegas Ririek. (TSA)