“Nah sekarang ini tantangannya adalah PTS di Indonesia yang jumlahnya ribuan dan harus terhubung dengan Kemendikbudristek masih menggunakan beragam aplikasi yang membuatnya tidak terintegrasi antara satu dengan yang lain,” paparnya.
Ucu menjelaskan dari kerjasama antara Edufecta dengan APTISI (Asosiasi Pendidikan Tinggi Swasta Indonesia) yang memiliki ribuan kampus swasta, telah diakui bahwa Edufecta berperan nyata dalam membantu percepatan digitalisasi tersebut.
Secara terpisah, Direktur Utama TECH Billy Andrian turut menjelaskan sejauh ini pihaknya telah memposisikan diri sebagai pemain big data enabler di Indonesia. Sebagai emiten berbasis teknologi digital, TECH tidak hanya fokus pada pengembangan bisnis digitalisasi pendidikan saja.
"Kami juga memiliki portofolio produk yang melayani business to business (B2B) seperti Renofax, KAWN, PingPoint, Lokamedia dan beberapa platform digital lainnya," kata Billy.
Terkait performa di lantai bursa, Billy mengungkapkan adanya tren positif dari saham TECH. Berdasarkan data pada Kamis (18/8), emiten yang merupakan bagian dari portofolio Indosterling Group yang dikendalikan William Henley telah memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp8,4 triliun.