IDXChannel - Pemerintah berencana menggelontorkan dana sebesar Rp16 triliun dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) dalam APBN untuk mendukung program Kopdes Merah Putih (KMP). Dengan asumsi nilai kredit Rp3 miliar per koperasi, program ini ditargetkan dapat menghadirkan sekitar 5.000 koperasi yang siap beroperasi dalam waktu dekat.
Meski begitu, ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menilai program ini menyimpan sejumlah risiko serius yang harus diantisipasi pemerintah.
“Jika KMP hanya menjalankan bisnis yang selama ini sudah dilakukan oleh UMKM dan warung milik masyarakat, seperti distribusi pupuk, beras, benih, atau gas LPG, maka program ini tidak memperbesar kue ekonomi, tetapi hanya mengambil alih kue yang sudah ada. Dampaknya bagi pertumbuhan ekonomi pun sangat minimal,” ujar Wijayanto dalam keterangannya, dikutip Rabu (3/9/2025).
Ia menilai investasi KMP berpotensi menghasilkan duplikasi usaha yang justru meningkatkan inefisiensi ekonomi. Karena itu, ia menyarankan KMP seharusnya didorong untuk berinovasi dan menciptakan model bisnis baru, bukan sekadar mereplikasi yang sudah ada.
Lebih lanjut, Wijayanto menyoroti format KMP yang memberikan gaji bulanan bagi para pengurus. Menurutnya, hal ini dikhawatirkan hanya menarik individu dengan mental karyawan, bukan sosok berjiwa entrepreneur yang dibutuhkan untuk membesarkan koperasi.