Selain itu, ia juga menyebut soal pemburukan dari dampak Pandemi Covid-19 terhadap perekonomian yang belum berakhir akan semakin parah dengan adanya krisis dari lonjakan inflasi yang tinggi.
Pengetatan likuiditas dan suku bunga yang tinggi, stagflasi, gejolak geopolitik, climate change, serta krisis yang terjadi pada sektor energi, pangan, dan finansial.
Menurut Ibrahim, ketidakpastian yang tinggi akibat dari kondisi ini juga telah menempatkan perekonomian global berada dalam pusaran badai yang sempurna, the perfect storm, sehingga mengakibatkan munculnya ancaman resesi global pada 2023.
Di samping itu, ia memprediksi, untuk perdagangan besok, Selasa (13/12) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.610 - Rp 15.670.
(SLF)