IDXChannel - Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA) mengungkapkan, saat ini industri baja secara global mengalami penurunan. Penurunan tersebut lantaran kondisi perekonomian China sedang dalam kondisi melemah.
Ketua IISA Purwono Widodo mengatakan, industri baja China mewakili setengah produksi global. Sekira lebih dari 50 persen kebutuhan baja di dunia dipasok dari China.
"Secara global, industri baja sedang turun. Karena kita tahu baja itu intinya di China dan dia mempunyai kapasitas atau kemampuan suplainya itu lebih dari 50 persen kebutuhan di dunia. Jadi kalau mereka lemah, (dunia) pasti lemah," katanya saat ditemui di Kantor Kemenperin, Jakarta Selatan, Senin (23/10/2023).
Purwono menjelaskan, lemahnya industri baja global juga lantaran serapan baja domestik di China sedang menurun.
"Ekonomi dia saat ini juga diakui dia sedang dalam kondisi lemah. Sekarang ini mereka serapan domestiknya kurang, sehingga mereka banyak keluar," katanya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita. Ia menilai bahwa kondisi pasar ekpor industri baja saat ini sedang terganggu.
"Kita lihat bahwa pasar ekspor global itu satu level sekarang tengah terganggu, dari Eropa, China dan Amerika sedang tidak baik seperti biasanya," katanya.
Padahal, kata Menperin, industri baja memiliki peran vital dalam menyokong pertumbuhan ekonomi dan pengembangan beberapa industri penting lainnya, seperti energi, konstruksi, otomotif, dan transportasi.
Selain itu, industri baja juga merupakan salah satu sektor yang berperan penting pada perwujudan empat pilar utama bagi pembangunan Indonesia Maju melalui visi Indonesia Emas 2045.
(YNA)