"Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2021 tetap sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia pada April 2021, yakni pada kisaran 4,1%-5,1%," tegas Perry.
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diprakirakan tetap baik, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal. Defisit transaksi berjalan diprakirakan tetap rendah, didorong oleh surplus neraca barang yang berlanjut.
"Neraca perdagangan Mei 2021 mencatat surplus sebesar USD2,4 miliar, melanjutkan surplus pada bulan sebelumnya sebesar USD2,3 miliar," terang Perry.
Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh kinerja positif pada sebagian besar komoditas utama di tengah impor yang tetap kuat seiring perbaikan ekonomi domestik. Sementara itu, aliran masuk modal asing ke dalam negeri berlanjut, tercermin dari investasi portofolio yang mencatat net inflows sebesar USD6,5 miliar pada periode April hingga 15 Juni 2021, sejalan ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun.
"Posisi cadangan devisa pada akhir Mei 2021 tetap tinggi sebesar USD136,4 miliar, setara dengan pembiayaan 9,5 bulan impor atau 9,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Ke depan, defisit transaksi berjalan pada tahun 2021 diprakirakan tetap rendah yaitu sekitar 1,0%-2,0% dari PDB," pungkas Perry. (TIA)