IDXChannel - Produksi sawit nasional dipastikan tidak akan banyak terganggu oleh tren pertumbuhan perekonomian global yang telah melambat.
Hal tersebut ditegaskan oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), demi memberikan kepastian terkait stabilitas industri sawit di Indonesia.
"Kami optimis produksi kelapa sawit nasional bisa bertahan di pasar global, baik memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun perdagangan ekspor," ujar Anggota Dewan Penasehat Gapki, Joko Supriyono, Sabtu (4/11/2023).
Menurut Joko, pihaknya memproyeksikan adanya kenaikan produksi sawit sebanyak 3,8 persen pada tahun ini. Sedangkan untuk 2024, proyeksi pertumbuhan produksi sawit nasional diperkirakan sekitar 4,9 persen.
Meski demikian, Joko menggarisbawahi terkait sejumlah tantangan yang masih harus dihadapi oleh pelaku industri sawit domestik, diantaranya terkait aspek hukum dan isu keberlanjutan.
Produktivitas yang stagnan diakibatkan oleh besarnya jumlah tanaman belum menghasilkan yakni 1,5 juta hektare atau 91 persen dan tanaman menghasilkan atau mature sebesar 91 persen, namun 46 persen di antaranya telah memasuki penurunan produktivitas karena penuaan.
Joko menjelaskan, meningkatnya produksi kelapa sawit terjadi pada 2017 hingga 2019, seiring dengan adanya ekspansi lahan di awal 2000-an, namun dalam perjalanannya pada 2020-2022, peningkatan volume tidak diiringi dengan peningkatan yield.
"Produksi tahun ini rata-rata 15 ton per hektare. Angka ini masih perlu digenjot supaya lebih maksimal," tutur Joko.
Lebih lanjut, Joko menjelaskan secara aspek konsumsi mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahun.