Inflasi Indonesia pada Juli 2025 tercatat sebesar 2,37 persen (year on year/yoy), sedikit lebih tinggi dari Juni yang sebesar 1,87 persen (yoy). Kenaikan ini dipengaruhi oleh beberapa komoditas pangan seperti beras, bawang merah, tomat, dan cabai rawit, yang disebabkan oleh gangguan cuaca dan berakhirnya masa panen.
Meski demikian, inflasi komponen Administered Price (AP) tetap stabil di 1,32 persen (yoy), didukung oleh harga energi nasional, terutama energi bersubsidi, yang terjaga. Sementara itu, inflasi komponen inti melambat terbatas ke level 2,32 persen (yoy).
Pemerintah merespons potensi kenaikan harga beras dengan kembali memberlakukan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sejak awal Juli. Berbagai intervensi kebijakan juga konsisten dilakukan, seperti gerakan pangan murah, pengawasan distribusi, dan penguatan cadangan pangan.
Dari sisi eksternal, kinerja ekspor terus memberikan dukungan positif terhadap perekonomian. Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus solid sebesar USD4,10 miliar pada Juni 2025, meningkat signifikan dari USD2,52 miliar pada Juni 2024.