Kendati demikian, Pranjul tidak menampik bahwa konsumsi dari segmen kelas atas memang menunjukkan pelemahan.
"Memang benar, konsumsi kelas atas lebih lemah dari sebelumnya. Sebagai contoh, penjualan kendaraan penumpang, transaksi kartu kredit, impor barang tahan lama konsumen, itu semua lebih lemah dari sebelumnya. Tapi konsumsi massal lebih kuat," tuturnya.
Berdasarkan data BPS, konsumsi rumah tangga menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi, dengan kontribusi sebesar 54,25 persen dari total PDB.
BPS mencatat pertumbuhan tinggi di sektor jasa lainnya (11,31 persen) dan jasa perusahaan (9,31 persen), yang didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat dan aktivitas pariwisata, yang juga mencerminkan kuatnya konsumsi domestik.
(Rahmat Fiansyah)