sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ekspor Karet Sumut Kembali Anjlok di Agustus 2022, Gapkindo Ungkap Pemicunya

Economics editor Wahyudi Aulia Siregar
08/09/2022 12:55 WIB
Kinerja ekspor komoditi karet asal Sumatera Utara (Sumut) kembali anjlok di Agustus 2022.
Ekspor Karet Sumut Kembali Anjlok di Agustus 2022, Gapkindo Ungkap Pemicunya (Dok.MNC)
Ekspor Karet Sumut Kembali Anjlok di Agustus 2022, Gapkindo Ungkap Pemicunya (Dok.MNC)

IDXChannel - Kinerja ekspor komoditi karet asal Sumatera Utara (Sumut) kembali anjlok. Tercatat pada Agustus 2022 hanya sekitar 29.005 ton atau turun 7,33 persen dibandingkan bulan sebelumnya. 

Namun, bila dilihat total volume Januari-Agustus 2022 sebesar 249.908 ton ada naik tipis 1,69 % dibandingkan periode yang sama tahun 2021. 

Sekretaris Eksekutif pada Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara, Edy Irwansyah, mengatakan penurunan ini dipicu dari tekanan harga di pasar global yang terus berlanjut turun. 

"Keadaan ini diikuti oleh pihak pabrik ban selaku konsumen utama dengan aksi mengurangi pembelian dari Indonesia. Penurunan permintaan ini oleh pabrik pengolahan karet diikuti dengan mengurangi produksinya," kata Edy, Kamis (8/9/2022). 

Pemenuhan kebutuhan karet remah (crumb rubber) oleh pabrik ban dunia, sebut Edy, belakangan ini lebih banyak dari Thailand yang harganya lebih murah dan juga biaya logistiknya lebih murah.

Negara tujuan ekspor bulan Agustus sebanyak 29 negara. Adapun 5 negara tujuan ekspor utama karet Sumut yakni Jepang (29,9%), Brazil (10,3%), Turki (9,2%), Kanada (6,1%), dan China (5,9%).

Harga rata-rata karet jenis TSR-20 FOB Singapura di SGX (Singapore Exchange) pada Juli tercatat 158,72 sen AS per kg, pada Agustus mengalami penurunan kembali menjadi 148,31 sen AS per kilogram. 

"Dalam sejarahnya, Dewan Karet Triparit Internasional (ITRC) telah enam kali melakukan pengendalian harga. Pengendalian yang ke-enam melalui skema pembatasan ekspor (AETS) pada April-Juli 2019," pungkas Edy. 

Edy menjelaskan, industri pengolahan karet remah di Indonesia 5 tahun belakangan ini semakin sulit berkembang, khususnya di Sumatera Utara. Fenomena 'sunset' di industri karet remah sudah mulai terlihat, diantaranya dapat dilihat dari luas kebun karet yang terus menurun, permintaan dunia yang cenderung berkurang.  

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement