IDXChannel - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat adanya pertumbuhan cukup pesat pada ekspor industri farmasi dan obat bahan alam Indonesia. Sepanjang tiga kuartal pertama 2024, nilai ekspor industri tersebut mencapai USD639,42 juta (asumsi kurs Rp9,8 triliun).
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi mengatakan, industri farmasi dan obat bahan alam pada kuartal II-2024 tumbuh sebesar 8,01 persen. Pertumbuhan itu memberikan kontribusi terhadap industri pengolahan nonmigas sebesar 18,52 persen.
“Perkembangan industri tersebut di tahun ini juga menunjukkan adanya gairah. Kelompok industri farmasi dan obat bahan alam merupakan salah satu dari lima subsektor industri yang mengalami ekspansi tertinggi dalam rilis indeks kepercayaan industri (IKI) September 2024,” ujarnya, seperti dikutip pada Sabtu (19/10/2024).
Andi menuturkan, perkembangan industri farmasi, obat kimia, dan obat tradisional masih memiliki prospek yang baik untuk ke depannya. Dia menilai pengembangan industri obat bahan alam di Indonesia perlu terus didukung dan ditingkatkan agar memiliki daya saing yang lebih tinggi.
“Dengan demikian, pengembangan industri obat bahan alam di Indonesia perlu terus didukung dan ditingkatkan agar mampu bersaing di pasar global dengan sinergi yang kuat antara berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah, industri, akademisi, dan lembaga penelitian,” ucapnya.
Andi menyampaikan, Kemenperin turut mendukung kebijakan pengembangan obat bahan alam, terutama dalam proses produksi dan teknologi manufaktur. Salah satu upayanya melalui pembangunan House of Wellness, yang merupakan fasilitas produksi obat bahan alam yang dimiliki Kemenperin di bawah unit kerja Balai Besar Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kimia, Farmasi, dan Kemasan (BBSPJIKFK).
Saat ini, terdapat beberapa jenis perusahaan industri obat bahan alam di Indonesia, yaitu usaha kecil obat tradisional (UKOT), usaha mikro obat tradisional (UMOT), industri ekstrak bahan alam (IEBA) dan industri obat tradisional (IOT), yang menghasilkan 19.000 produk jamu, 99 produk obat herbal terstandar, dan 33 produk fitofarmaka.