Dia mengatakan, peningkatan terbesar ekspor non migas Oktober 2023 terhadap September 2023 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar USD673,1 juta (24,61 persen), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar USD86,8 juta (7,48 persen).
"Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Oktober 2023 turun 10,30 persen dibanding periode yang sama tahun 2022, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan turun 10,44 persen dan ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 20,80 persen," jelas Pudji.
Ekspor nonmigas Oktober 2023 terbesar adalah ke China yaitu USD5,78 miliar, disusul India USD1,87 miliar dan Amerika Serikat USD1,82 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 45,63 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar USD3,66 miliar dan USD1,26 miliar.
"Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Oktober 2023 berasal dari Jawa Barat dengan nilai USD30,76 miliar (14,35 persen), diikuti Kalimantan Timur USD23,48 miliar (10,95 persen) dan Jawa Timur USD18,26 miliar (8,51 persen)," pungkas Pudji.
(YNA)