sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Empat Faktor yang Mendorong Pertumbuhan Ekonomi RI di Atas 5 Persen Tahun Ini

Economics editor Nia Deviyana
07/11/2022 11:07 WIB
Salah satu yang menjadi kekuatan ekonomi Indonesia adalah kinerja pasar domestik Indonesia sehingga dapat menopang ekonomi dalam menghadapi resesi.
Empat Faktor yang Mendorong Pertumbuhan Ekonomi RI di Atas 5 Persen Tahun Ini. Foto: MNC Media.
Empat Faktor yang Mendorong Pertumbuhan Ekonomi RI di Atas 5 Persen Tahun Ini. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Seluruh negara di dunia saat ini berada dalam ancaman resesi global. Inflasi yang tinggi, krisis energi, serta krisis pangan menjadi penyebabnya. 

Namun, pengamat ekonomi berpendapat ancaman resesi tidak membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia hancur. 

LPEM FEB UI dalam riset bertajuk 'Seri Analisis Makroekonomi: Indonesia Economic Outlook 2023' menilai ada empat faktor yang menjamin pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berpotensi di atas 5% pada akhir tahun ini.

"Salah satu yang menjadi kekuatan ekonomi Indonesia adalah kinerja pasar domestik Indonesia yang bekerja dengan baik sehingga dapat menopang ekonomi dalam menghadapi resesi," tulis riset tersebut diukutip Senin (7/11/2022). 

Saat ini perekonomian Indonesia terus mengalami pertumbuhan, bahkan melampaui prediksi para pengamat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2022 mencapai angka 5,44% (yoy), pertumbuhan ini menjadi yang tertinggi kedua semenjak 2013 dan hanya lebih rendah dari pertumbuhan di Triwulan II 2021 yang mencapai angka 7,07% (yoy).

Keberhasilan Indonesia dalam menjaga pertumbuhan ekonomi, karena ditopang oleh beberapa faktor yang menjadi kekuatan dalam pertumbuhan angka Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Pertama, pemulihan ekonomi Indonesia akibat pandemi Covid-19 masih terus berjalan hingga saat ini. Hal ini terjadi karena Indonesia relatif terlambat pemulihan di bidang kesehatan sehingga Indonesia masih merasakan dampak dari low-base effect dan pentup demand selama Triwulan II 2022.

Kedua, periode musiman bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idulfitri yang terjadi setahun sekali pada Triwulan II 2022 juga menjadi salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi, karena tingkat konsumsi masyarakat yang lebuh tinggi pada periode tersebut.

 Presentase yang didapatkan dari periode tersebut sebesar 53% dari total pendapatan PDB. Sementara itu, konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,51% (yoy) pada Triwulan II 2022, dari 4,34% (yoy) pada Triwulan I 2022.

Ketiga, pemulihan ekonomi global setelah pandemi Covid-19 serta ketegangan geopolitik antara Rusia-Ukraina dan China-Taiwan mengakibatkan lonjakan harga energi di dunia. Momentum lonjakan harga energi tersebut menjadi kesempatan bagi Indonesia sebagai negara eskportir komoditas energi batu bara dan CPO untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya melalui tingginya nilai ekspor dan penerimaan pajak. 

Angka ekspor komoditas energi Indonesia meningkat mencapai 19,74% (yoy) dan penerimaan pajak meningkat mencapai angka 39,42% (yoy) sehingga menjadi penerimaan neto pajak tertinggi semenjak tahun 2015.

Keempat, keputusan pemerintah dalam menaikkan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan menunda kenaikan harga saat harga minyak dunia sedang melonjak terbukti berhasil dalam mengendalikan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat yang mendorong pertumbuhan ekonomi Triwulan II 2022.

Terdapat pengecualian bagi pertumbuhan Triwulan III 2022, dampak dari low-base effect dari Triwulan III 2021 yang mencatatkan pertumbuhan positif PDB terendah selama periode Covid-19 (3,51%, yoy), dapat mendorong lonjakan pertumbuhan PDB di Triwulan-III 2022.

Oleh sebab itu, pengamat memprediksi PDB Indonesia akan tumbuh di kisaran 5,77% hingga 5,85% (yoy) di Triwulan-III 2022 dan tumbuh 5,35% untuk keseluruhan tahun 2022. (NIA)

Penulis: Ahmad Dwiantoro

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement