IDXChannel - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2022 akan mengalami penurunan. Untuk memitigasi risiko penurunan pertumbuhan ekonomi, INDEF memberikan beberapa poin catatan evaluasi kinerja ekonomi dengan harapan ekonomi Indonesia dapat bertahan di tengah meningkatnya tensi ketidakpastian global.
Berikut catatan INDEF dalam rilis resmi yang dikutip Minggu (7/8/2022):
1. Lebaran penyelamat perekonomian
Momentum musiman, yaitu adanya lebaran menjadi faktor utama pendorong kenaikan pertumbuhan ekonomi triwulan II 2022. Terlebih lagi pada situasi lebaran tahun ini mencatatkan rekor mudik terbesar melampaui mudik 2019. Ketiadaan momentum hari besar keagamaan sebesar lebaran 2022 pada triwulan III berisiko membuat laju konsumsi rumah tangga melambat. Lebih dari itu, tekanan inflasi di triwulan III juga semakin meningkat yang mulai berdampak pada tergerusnya daya beli.
2. Kinerja konsumsi pemerintah di zona merah
INDEF mencatat dua triwulan berturut-turut kinerja pengeluaran konsumsi selalu tumbuh negatif. Pada triwulan II 2022 pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh -5,24 persen yoy, melanjutkan rapor merahnya di triwulan I 2022 yang juga tumbuh negatif sebesar -7,59 persen yoy. Kinerja stimulasi belanja APBN yang tidak optimal mendorong perekonomian dan sangat disayangkan mengingat konsumsi pemerintah merupakan salah satu akseleran penting dalam memacu pemulihan ekonomi dari pandemi. Masalahnya, justru pada sisi belanja pemerintah inilah percepatan itu tidak terjadi.