"Transformasi menjadi agenda penting. Kementerian BUMN sedang merampingkan portofolionya saat ini. Kami telah berhasil mengurangi jumlah perusahaan dari 142 menjadi 41. Dan juga, saat ini kami sedang melakukan pengurangan jumlah cluster dari 27 menjadi 12 perusahaan," tutur dia.
Upaya efisiensi portofolio BUMN tersebut membawa pemegang saham BUMN memperoleh aset sebesar 650 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 9.100 triliun (kurs Rp14.000 per dolar).
Jumlah aset BUMN tersebut diyakini Erick akan memberi kontribusi besar bagi pembangunan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Dengan begitu, misi Kementerian BUMN untuk menghasilkan nilai ekonomi dan sosial bagi Indonesia bisa terealisasikan. (RAMA)