IDXChannel - PT Pertamina (Persero) menilai masifnya penggunaan kendaraan listrik di Indonesia tidak akan berpengaruh signifikan terhadap bisnis perseroan, terutama dalam suplai bahan bakar minyak (BBM).
Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), Fadli Rahman, mengungkapkan permintaan BBM masih sangat besar.
"Kita mungkin melihat motor listrik saat ini yang ada di jalanan itu misalkan hanya 40-45 ribu, motor biasa yang ada di Indoneia ada 130 juta. Jadi bayangkan dampaknya. Kalau misalkan mencoba mendorong 1 juta itu mungkin menggerus revenuew-nya pertamina enggak banyak dalam 2030-2040," terangnya ketika ditemui di Jakarta, Senin (22/5/2023).
Namun, Pertamina telah menyiapkan beberapa skenario untuk menghadapi penurunan permintaan BBM cepat atau lambat. Yaitu, dengan memastikan ketahanan energi nasional tetap tercapai dan perseroan tetap mendapat keuntungan.
"Nah di dua pilar ini, kita tidak hanya membangun bsinis baru. Tetapi juga dekarbonisasi atau mengurangi emisi yang ada saat ini," imbuhnya.