Liam Peach, ekonom senior pasar negara berkembang di Capital Economics, mengatakan dalam catatannya pada hari Kamis bahwa pergerakan suku bunga terbaru akan sangat membantu dalam meyakinkan investor bahwa terjadi pergeseran sikap ‘kolot’ Erdogan terkait kebijakan ekonomi.
“Sejauh menyangkut prospek ekonomi makro Turki, hal ini bisa menjadi sebuah pengubah keadaan, membuka jalan bagi bank sentral untuk menaikkan suku bunga ke tingkat yang jauh lebih tinggi dan mengatasi ketidakseimbangan makro Turki,” kata Liam dikutip CNBC Internasional, Kamis (24/8).
Bahkan pada 2020 lalu, Erdogan sesumbar bersumpah untuk membasmi segitiga setan atau the devil's triangle. Istilah ini digunakan Erdogan untuk suku bunga tinggi, inflasi, dan valuta asing.
Menurut Erdogan, suku bunga tinggi hanya akan membebani pertumbuhan ekonomi. Suku bunga tinggi juga hanya akan menjadi bahan bakar inflasi.
Sehingga Erdogan terlalu banyak mengintervensi kebijakan moneter bank sentral dan membuat Turkiye Cumhuriyet Merkez Bankasi kehilangan independensinya.
Hal ini membuat lira Turki yang harus menanggung dampaknya. Sejak 2022, lira Turki terdepresiasi paling dalam terhadap USD. Hingga Juni 2023, lira Turki melemah sekitar 20% terhadap dolar sejak awal tahun. (ADF)