Erick memperkirakan sebelumnya, sebanyak 179 juta orang sampai 181 juta orang di 41 negara akan menghadapi krisis pangan. Sejak 2023, lonjakan harga pangan dan energi tidak dapat dihindari akibat perang Rusia-Ukraina.
Di Indonesia, pada tahun lalu, sejumlah komoditas pangan mengalami kenaikan harga secara signifikan. Bahkan, harganya menyentuh level tertinggi selama tujuh tahun terakhir.
Atas kondisi tersebut, Erick mengatakan, Indonesia tak punya banyak waktu. Harus ada langkah strategis yang diambil Indonesia di balik potensi ancaman tersebut.
“Kita tidak punya waktu banyak, hari ini kita bisa saksikan dengan situasi global tekanan terhadap pangan sangat tinggi," ucapnya ketika ditemui beberapa waktu lalu.