Di sisi aset, juga mengalami pertumbuhan dari Rp 8.978 triliun pada 2021 menjadi Rp 9.789 triliun pada 2022. Kenaikan ekuitas dan asset inilah meyakini Erick bahwa BUMN masih dalam kondisi sehat.
Sementara, laba bersih secara konsolidasi pada semester I/2023 mencapai Rp 183,9 triliun. Jumlah itu naik 12,9 persendibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
“Sekarang, BUMN semakin sehat, tangguh, dan kompetitif. Di semester pertama tahun 2023 ini, aset kita Rp 9.842 triliun naik 3,9 persen year on year, dan laba bersih Rp 184 triliun, naik 13 persen year on year," bebernya.
Atas dasar itu semua, Erick optimis, BUMN mampu menyetorkan dividen Rp 80,6 triliun pada tahun ini. Angka ini lebih tinggi dari dividen 2022 sebesar Rp 80,2 triliun. Dan menjadi yang terbesar dalam sepanjang sejarah Kementerian BUMN.
(SLF)