Keberadaan holding pun mampu menekan biaya logistik yang saat ini tercatat masih berada di level 23,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka itu berbeda dengan Malaysia yang hanya mencapai 13 persen dari PDB negara setempat.
Besarnya biaya logistik ini sangat berpengaruh pada indeks kemudahan berusaha yang selama ini menjadi perhatian calon investor untuk berinvestasi di sebuah negara.
Meski demikian, sisi negatifnya juga harus diperhatikan, khususnya terkait keberlangsungan usaha anak dan cucu perseroan. Ihwal Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pun menjadi pertimbanganlain salam proses merger.
Senada dengannya, Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto mencatat, langkah transformasi perseroan pelat merah itu untuk meningkatkan value creation Pelindo group. Sumber penciptaan nilai bisa di dihasilkan dari efisiensi biaya dari masing-masing perseroan.
Hal ini diharapkan bisa mengurangi biaya logistik secara nasional. Bahkan dengan merger, memungkinkan adanya potensi produktivitas layanan yang dapat ditingkatkan manajemen.