"Jumlah pesawat juga akan menurun drastis, dari 202 pesawat (2019) menurun di 2022 sekitar 134 pesawat karena sebagian sudah di grounded juga oleh lessor. Dan diharapkan kedepan akan tumbuh lagi kalau bisnis plannya berjalan di sekitar 188 pesawat (2026)," katanya.
Di lain sisi, pemegang saham juga melakukan negosiasi ulang kontrak sewa pesawat yang digunakan oleh emiten kedepannya. Tujuannya, untuk menyesuaikan biaya sewa pesawat dengan dengan market rates saat ini.
Kemudian, meningkatkan kontribusi pendapatan kargo melalui peningkatan utilitas belly capacity dan digitalisasi operasional. (RAMA)