Dia menuturkan, untuk menghadapi tantangan tersebut, pihaknya melakukan terobosan dengan mengombinasikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan PLTS.
"Kita sendiri sudah mencoba PLTS di atas waduk. Waduk-waduk yang punya PLTA ini bisa dikombinasikan dengan PLTS. Siangnya pakai surya, malanya pakai air. Itu sudah kita petakan," tuturnya.
Menurut dia, potensi energi yang bisa dihasilkan mencapai 2.000 GW. Sementara hanya 5% dari permukaan waduk yang digunakan untuk kebutuhan energi agar tidak memberikan dampak terhadap biota yang ada di sana.
"Kalau kita hitung semua, kita masih punya potensi hampir 20.000 MW. Cuma lokasi waduk-waduk ini jauh. Ini memang jadi tantangan. Paling penting ada respons demand-nya supaya masuk pada skala-skala yang ekonomis. Langkah-langkah ini yang sedang kita petakan," jelasnya. (TYO)