"Jadi kita harus makin terus tetap bergantung pada ekspor komoditas yang hanya membutuhkan tenaga kurang pakai otak juga tidak apa-apa karena tinggal petik terus jual, tebang pohon terus jual, seperti itulah. Jadi bisa kita lihat struktur ekspor kita juga jomplang, negara-negara lain lebih mengandalkan otak," papar Faisal.
Lebih jauh, kata dia, manufaktur Indonesia itu less diversified, dengan kata lain industri Indonesia lambat kemudian sangat bergantung pada segelintir sub sektor industri. Seperti industri makanan dan minuman (Mamin) dan industri kimia farmasi.
Adapun kontribusi industri mamin hampir 40%, sedangkan industri kimia farmasi menyumbang 50% dari total industri manufaktur non migas.
"Jadi itu dia tadi fondasi jadi lemah juga ke ekonomi dari politik yang lemah," tandasnya.
(SLF)