Sementara, Deputi Pembangunan Manusia Kementerian PPN/Bappenas, Amich Alhumami, mengatakan bahwa program KONEKSI memiliki relevansi dalam dua hal.
Pertama, menurut Amich, pengembangan riset ilmiah untuk melahirkan pengetahuan baru dalam bentuk invensi dan penciptaan teknologi untuk pembangunan inklusif dan berkelanjutan.
"Sedangkan kedua, pengembangan riset kebijakan yang diperlukan untuk proses perencanaan berbasis bukti, untuk mendukung rancangan teknokratik pembangunan," ujar Amich.
Melansir data dari laman Bappenas, program KONEKSI sudah diteken sejak 2022. Namun, program ini baru diluncurkan pada hari ini.
Nantinya, KONEKSI akan berfokus pada upaya penguatan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk formulasi kebijakan pembangunan dan untuk aplikasi penciptaan inovasi teknologi.