Rika menjelaskan, kegiatan ini akan dimulai pada musim panen awal Agustus 2023 dengan luasan lahan mencapai 23 Hektare (Ha). Melalui program ini, Pupuk Indonesia berharap dapat berkontribusi dan mendukung ketahanan pangan bangsa dengan menjadi sahabat para petani.
Sementara, Kepala Urusan Kelembagaan Jasa Raharja, Mochamad Saleh Priyadana, menjelaskan bahwa kegiatan kolaborasi dengan Pupuk Indonesia merupakan komitmen Perusahaan dalam mencegah kecelakaan lalu lintas salah satunya di jalan tol.
Menurut pria yang hadir mewakili Kepala Divisi (Kadiv) Kelembagaan dan Strategi Korporasi Jasa Raharja, Radito Risangadi, tersebut, asap dari pembakaran jerami menjadi salah satu penyebab kecelakaan di jalan tol.
Sebagai informasi, panjang Tol Trans Jawa saat ini mencapai 615 Km. Di kanan-kiri ruas tol tersebut mayoritas adalah lahan pertanian, dan fenomena pembakaran sisa panen masih banyak terjadi.
"Kolaborasi ini merupakan bentuk konkret kami melakukan pencegahan kecelakaan bersama Pupuk Indonesia, karena masih banyak petani yang konvensional dengan membakar jerami," ujar Saleh.
Saleh mengakui, memang perlu dilakukan edukasi kepada petani agar dapat turut menjaga keselamatan pengendara jalan, khususnya di jalan tol, dengan tidak lagi melakukan pembakaran jerami setelah panen.
Program Jalan Dambaan juga melibatkan stakeholder terkait seperti Pemerintah Desa Jebed Utara, Dinas Pertanian yang diwakili oleh PPL Desa Jebed, Pupuk Kujang Cikampek, Petrokimia Gresik, serta Pemalang Agro Sejahtera Indonesia sebagai Mitra Program Makmur Pupuk Indonesia, yang menjadi koordinator kelompok tani di wilayah pelaksanaan program.