IDXChannel - Kementerian ESDM memastikan akan menggandeng Kementerian PUPR dalam pengelolaan Fly Ash and Bottom Ash (FABA). Penggunaan FABA untuk pembangunan infrastruktur bisa menghemat anggaran Rp4,3 Triliaun.
Kerja sama tersebut dilakukan pasca polemik penghapusan FABA Pembangkit Listik Tenaga Uap (PLTU) dari limbah B3. “Dari berbagai penelitian FABA memiliki potensi nilai tambah yang tinggi dan mampu mendorong perekonomian di suatu negara. Bahkan di beberapa negara, FABA dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan sejumlah barang penunjang pembangunan infrastruktur, seperti beton dan jalan,” ungkap Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana, dalam program News Screen Morning IDX Channel, Jumat (19/3/2021).
Dengan pemanfaatan sisa pembakaran batubara PLTU untuk keperluan infrastruktur, lanjutnya, akan mengefisiensikan anggaran untuk infrastruktur sebesarRp4,3 triliun, bahkan dapat menyerap sekitar 500 ribu tenaga kerja.
“Secara ekonomi dapat menurunkan biaya, dibandingkan dengan biaya untuk membuat beton konvensional dan di itu ada penghematannya. Pada saat membangun infrastruktur, paling tidak kita bisa menghemat Rp4,3 triliun pada tahun 2028. Dan yang ketiga ini juga berpotensi untuk membuka lapangan kerja sebanyak 500.000 tenaga kerja,” tandasnya.
Untuk diketahui, sepanjang tahun 2019 dari 97 juta ton batubara yang digunakan oleh PLTU, sebanyak 9,7 juta FABA dihasilkan. Dan di tahun 2028 diperkirakan produksi faba bisa meningkat hingga 15,3 juta ton jika dilihat dari kebutuhan batubara untuk PLTU pada tahun tersebut yang mencapai 153 juta ton. (TIA)