Menurut Darmawan, dibutuhkan kolaborasi dengan seluruh pihak, salah satunya perusahaan energi global yang sangat penting perannya dalam peningkatan kapasitas pembangkit EBT. Termasuk, melanjutkan kolaborasi PLN-Masdar yang sebelumnya sukses membangun PLTS Terapung Cirata berkapasitas 192 Megawatt peak (MWp) dan menjadi PLTS apung terbesar di Asia Tenggara.
"Ini kolaborasi internasional dalam akselerasi transisi energi. perubahan iklim ini masalah global, untuk itu dibutuhkan juga solusi secara global dalam bentuk kolaborasi," paparnya.
Senada, Direktur Utama PLN NP Ruly Firmansyah menyampaikan, JDSA berperan penting dalam pengembangan EBT di Indonesia. Dia menilai, PLTS Terapung Cirata punya potensi besar untuk dikembangkan karena saat ini baru 4% dari maksimal 20% luas permukaan danau Cirata yang bisa dimanfaatkan.
"PLN Nusantara Power bekerja sama dengan Masdar telah berhasil membangun dan mengoperasikan PLTS terapung terbesar ketiga di dunia. Saat ini kami mengambil langkah strategis dengan membentuk kajian meningkatkan kapasitas PLTS Terapung Cirata sebagai komitmen dalam mewujudkan energi bersih dan Net Zero Emissions," ucap Ruly.
Diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada November 2023, PLTS Terapung Cirata merupakan buah kerja sama investasi anak perusahaan PLN NP, yakni PLN Nusantara Renewables (PLN NR) dengan Masdar. Dalam proyek ini kepemilikan saham PLN NR sebesar 51 persen dan 49 persen dimiliki oleh Masdar.